Detail Penelitian / Publikasi / Kajian

Bapelitbang Kab.Batang

MODEL PENTAHELIX DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN DI KABUPATEN BATANG, JAWA TENGAH


Info Artikel

Jenis Dokumen :
Publikasi

Tahun Terbit/Pelaksanaan :
2020

Abstrak

Pembangunan pariwisata mengalami dinamika dan adaptasi yang cepat. Pariwisata sebagai katalisator pembangunan. Pertumbuhan ekonomi ini dapat berdampak pada tingkat kesejahteraan penduduk dan diharapkan mampu mengurangi masalah ekonomi seperti: pengangguran dan kriminalitas. Pariwisata memiliki trend positif secara kuantitas di Indonesia. Fenomena seperti ini seharusnya direspon positif oleh pemerintah dengan melakukan perbaikan dan peningkatan mutu dan kualitas kegiatan pariwisiata di Indonesia. Selama ini kegiatan pariwisata belum didukung sepenuhnya dengan minimalisir akses lokasi ke tempat wisata dan minimnya  upaya konservasi alam. Pariwisata berkelanjutan mengurangi dampak negatif dari kegiatan pariwisata pada lingkungan, masyarakat dan ekonomi untuk mencapai secara ekologis berkelanjutan, layak secara ekonomi, serta adil secara etis dan sosial. Model pengembangan pariwisata Pentahelix diharapkan mampu mewujudkan pariwisata berkelanjutan. Pentahelix jurus lima unsur yang disebut sebagai penentu kesuksesan pariwisata. “Rumusnya ABCGM, Academician, Business, Community, Government, Media. Lima unsur itu harus kompak, saling support, membangun iklim pariwisata yang kondusif. Pariwisata Berkelanjutan bahwa untuk menciptakan orkestrasi dan memastikan kualitas aktivitas, fasilitas, pelayanan, dan untuk menciptakan pengalaman dan nilai manfaat kepariwisataan agar memberikan keuntungan dan manfaat pada masyarakat dan lingkungan. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah literatur review dengan pendekatan fenomenologi.  Analisis menggunakan deskriptif kualitatif dengan memaparkan kajian tentang pembangunan pariwisata, pariwisata berkelanjutan dan model pentahelix. Selain itu penulis memformulasikan model pengembangan pariwisata berkelanjutan dengan model Pentahelix yang dapat diterapkan di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Kondisi wilayah Kabupaten Batang unik dan kompleks karena merupakan kombinasi antara daerah pantai, dataran rendah dan pengunungan di Kabupaten Batang merupakan potensi yang besar untuk dikembangkan pembangunan daerah bercirikan agroindustri. agrowisata dan agrobisnis. Wilayah Kabupaten Batang sebelah selatan yang bercorak pegunungan  misalnya sangat potensial untuk dikembangkan menjadi wilayah pembangunan dengan basis agroindustri dan agrowisata. Basis agroindustri ini mengacu pada berbagai macam hasil tanaman perkebunan seperti : teh, kopi, coklat dan sayuran. Selain itu juga memiliki potensi wisata alam yang prospektif di masa men datang. Dengan dilewati sebagai jalur Pantura tentu ini merupakan promosi strategis untuk masyarakat menjadi lebih mengenal dan mengunjungi Kabupaten Batang. Tempat-tempat wisata yang bermuatan edukasi diantaranya adalah Agrowisata Perkebunan Teh Pagilaran, Perkebunan Coklat dan Pelestarian Hutan bakau pesisir pantai Utara. Agrowisata Perkebunan Teh PT. Pagilaran memiliki peran besar dalam pembangunan nasional. Model Pentahelix untuk Pengembangan Pariwisata berkelanjutan dengan role model yaitu Agrowisata Perkebunan Teh PT. Pagilaran harus memiliki kepedulian pada lingkungan, kesejahteraan masyarakat lokal, dan pelestarian budaya. pengelolaan Agrowisata berpedoman pada Sustainable Tourism.  Dalam hal social networking, PT. Pagilaran yang dimiliki oleh UGM selaku pemilik Agrowisata Perkebunan Teh tentu menjalin hubungan dengan berbagai pihak yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Batang, lembaga usaha dan sekolah.


Peneliti/Penulis